yorel

yorel
it's me

Blog Content

Rabu, 17 Januari 2018

KRITIK ARSITEKTUR

TUGAS KEDUA KRITIK ARSITEKTUR
GELANGGANG BULUTANGKIS TAUFIK HIDAYAT ARENA

Taufik Hidayat Arena adalah bangunan Gelanggang Bulutangkis yang berlokasi di jalan PKP No. 8  Kiwi Raya Kelapa Dua Wetan RT 7/RW 12 Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Indonesia .Bangunan ini mulai dibangun pada tahun 2010 dan sudah mulai beroperasi pada tahun 2012. Dan tentu saja bangunan ini adalah salah satu hasil investasi dari sang Pebulutangkis ternama indonesia, Taufik Hidayat. Pada kesempatan kali ini, penulis akan mencoba mengkritisi bangunan dari segi tampilan desain bangunan secara menyeluruh, fungsi bangunan serta aspek-aspek ‘fisika bangunan’ yang mendukungnya.

Lokasi
Lokasi bangunan ini dinilai cukup strategis oleh penulis, karena selain bangunan berada disekitar area pemukiman Ciracas, area tersebut juga cukup dekat dengan jalan utama yaitu Jalan Raya Bogor dengan jarak berkisar 2-3km hingga menuju area tersebut . Ketika penulis mengunjungi lokasi, penulis melewati jalan tersebut, dengan berpatokan pada jalan raya kiwi yang berada pada sebelah timur jalan Raya Bogor. Selain itu, lokasi juga dapat diakses melalui jalan Tol Jagorawi. Untuk menuju tempat tersebut, pengguna dapat menggunakan trasnportasi pribadi seperti mobil dan motor serta transportasi umum seperti angkutan umum nomor 16 area (Pasar Rebo – Cililitan – Jambore) dan transportasi online. Area jalan depan bangunan hanya memiliki lebar 6-7m, sehingga hanya muat 2 mobil dari 2 arah. Sementara untuk bangunan disekitar lokasi, memiliki jenis fungsi sebagai area permukiman, ruko, serta perkantoran.

Fasad - Landscape


Pada area enterance bangunan, penulis melihat suatu bentuk desain menarik dari ruang security yang berada pada depan gerbang bangunan. Bentuk bangunan terlihat memiliki konsep modern dengan bentuk melingkar dinamis tetapi dengan disusun pola persegi. Dimana bentuk juga didukung oleh finishing fasad yang menggunakan alumunium dengan warna abu-abu. Terlihat sangat jelas, bentuk tersebut adalah konsep metafora yang diambil dari bentuk shuttlecock (kok bulutangkis) sesuai dengan fungsi bangunannya. Ketika memasuki gerbang, penulis menilai jika bangunan dapat menampung banyak pengguna. Hal tersebut disebabkan, area parkir yang tersedia pada depan bangunan memiliki kuantitas daya tampung yang cukup banyak ( >20 mobil, 30motor) jika dibandingkan gelanggang bulutangkis Tipe C lainnya (*Tipe C: klasifikasi gelanggang olahraga yang melayani kecamatan dengan pengguna dibawah 1000 orang). Area tersebut juga dihiasi dengan landscape tanaman dan street furniture lainnya. Jalan masuk area memiliki 2 arah jalan dengan lebar jalan masing-masing 7m. Parkiran motor berada pada sebelah kanan bangunan, sementara parkiran mobil berada pada sebelah kiri.

 Jika pada jalan depan fasad bangunan cukup terhalangi oleh bangunan sekitar serta pepohonan, setelah memasuki area, kemegahan fasad baru dapat benar-benar terlihat. Dengan mengangkat nilai gerakan seorang pebulutangkis,  bangunan disajikan dengan bentuk dinamis. Fasad depan benar-benar digambarkan langsung  dengan garakan pebulutangkis yang sedang melompat. Gambar dibagi menjadi 2 bagian dengan area kiri pebulutangkis ditampilakan dengan 3 pola gerak berwarna putih, sementara diarea kanan pebulu tangkis ditampilakan dengan skala yang lebih besar dengan warna yang sesuai. Jika dilihat dari dekat, kedua gambar pola tersebut dibentuk dengan menggunakan bentuk massa titik-titik dengan diameter 20-30cm dengan beberapa pola garis horizontal sebagai pendukung nilai proporsi. Pebulutangkis tersebut diketahui penulis ialah Taufik Hidayat Itu sendiri. Terlihat dari postur tubuh yang ditampilkan. Kedinamisan bentuk juga terlihat dari area lobby drop-off yang didesain dengan bentuk 2 kolom miring yang kemudian menyatu diatasnya dan kemudian terhubung kebangunan utamanya. Yang mana area atas massa bangunan juga terdapat lubang dengan kaca sebagai tempat cahaya masuk.




Secara keseluruhan, area fasad bangunan ditampilkan secara baik oleh perancang karena fasad dapat mendeskripsikan dan menceritakan bangunan dengan identitas seorang pebulutangkis yang sangat sesuai dengan fungsi bangunannya (gelanggang olahraga). Selain itu nilai kemegahan juga disuguhkan melalui fasadnya karena konsep modern dan bentuk dengan pola dinamis bangunan tersebut. Hanya saja, karena pengaruh konsep tersebut, finishing fasad akan terlihat berkurang nilai estetikanya karena pengaruh iklim hujan-tropis yang ada di Indonesia,sehingga mengakibatkan perlunya perawatan secara berkala untuk mempertahankan nilai estetika fasad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar