yorel

yorel
it's me

Blog Content

Kamis, 16 Februari 2012

Tumbuhan Mempunyai Perasaan

Makhluk Hidup Bertaraf Tinggi

Meskipun sejumlah besar orang mengetahui dan cukup memahami masalah dari segi ini, seperti misalnya, tumbuhan memiliki pemikiran, atau bisa mengadakan kontak dengan manusia, memiliki hubungan jiwa ini, tetapi masih banyak orang merasa bahwa ini adalah hal yang tidak mungkin, tumbuhan kan tidak memiliki otak besar, bagaimana mungkin bisa memiliki aktivitas pemikiran taraf tinggi manusia? Ada beberapa ilmuwan dan peneliti berpendapat: Meskipun sejumlah besar percobaan pada segi ini yang pada saat dimulai mendapati bahwa sebenarnya tumbuhan memiliki beberapa reaksi jiwa yang demikian, namun banyak sekali percobaan tidak bisa diulang kembali, sehingga masalah ini pada aspek penting dunia ilmiah selalu tidak bisa secara sungguh-sungguh diperhatikan. Sejumlah besar isi, dan sejumlah besar bidang hanyalah termasuk suatu kondisi ilmu pengetahuan yang tumbuh, dan masih banyak perdebatan.

Mungkin masih banyak cerita pada segi penemuan ini yang kemungkinan masih belum begitu dipahami oleh Anda semua, saya ingin lebih dulu memberikan beberapa contoh sederhana. Kini, dunia ilmu pengetahuan menemukan bahwa tumbuhan juga memiliki aktivitas pemikiran taraf tinggi, satu penemuan yang paling terkenal, yang pengaruhnya juga lebih besar adalah di tahun 1960-an, seorang ahli elektronik CIA Amerika, ia bekerja di bidang tes kebohongan, yaitu menggunakan dua kutub instrumen elektrik yang disambungkan ke tubuh manusia, melalui garis lengkung instrumen elektronik, menganalisa sikap mental manusia. Pada awalnya ia sama sekali bukan bekerja sebagai peneliti tumbuhan, penelitian terhadap jiwa tumbuhan sama sekali berasal dari suatu kebetulan. Ketika pada tahun 1966, suatu hari, ia menyiram air di taman rumahnya, menyiram air pada tumbuhan, dan pada saat itu tiba-tiba terdorong oleh hati ia berpikir: Saya menghubungkan alat deteksi kebohongan pada tumbuhan, melihat-lihat bisa bagaimana reaksinya? Begitulah, ia benar-benar menghubungkan alat deteksi kebohongan ke tumbuhan, kemudian ia menyiram air pada tumbuhan.


Hasil yang muncul malah membuatnya terkejut, karena garis lengkung elektrik yang ditampilkan alat elektronik ini, tidak seperti dugaannya demikian pada awalnya, artinya bukan oleh karena air yang menimbulkan resistansi lalu mengurangi gejalanya. Sebaliknya didapati garis lengkung elektrik mengarah ke bawah, bahkan melukiskan serangkaian garis lengkung berbentuk gergaji yang rumit. Karena ia sendiri bekerja sebagai peneliti jiwa manusia, ia tahu saat orang sedang gembira akan ada reaksi seperti ini, maka saat ia mengetahuinya kemudian merasa sangat gembira, ia merasa bilamana sebatang tumbuhan bisa bereaksi ketika disirami air, tentunya itu adalah reaksi manfaat positif bagi tumbuhan. Ia sangat gembira, ingin ke jalan raya dan berteriak: Tumbuhan memiliki perasaan, dan punya pikiran!

Semakin Banyaknya Temuan Ilmiah
Setelah itu, peristiwa tersebut lalu diumumkan. Sejumlah besar orang tidak percaya, di antaranya termasuk seorang doktor kimia yang bekerja sebagai peneliti kimia sebuah perusahaan perdagangan Amerika, namanya Michael Fork. Orang ini tidak percaya, merasa terlalu fantastis, lalu ia sendiri membuat percobaan, dan hasilnya terjadi perubahan 180 derajat pada sikapnya, yang semula menentang berubah menjadi pendukung, karena ia mendapati memang benar tumbuhan mempunyai reaksi kesadaran terhadap sejumlah besar sinyal atau isyarat. Belakangan, Barker Stealth mengadakan serangkaian penelitian pada segi yang berhubungan dengan jiwa tumbuhan, dan penelitiannya ini kemudian pada sekitar tahun 1973, disimpulkan oleh Peter Tompkins dalam sebuah buku, namanya "Kegaiban Jiwa Tumbuhan", buku tersebut telah mengumpulkan beberapa gejala dan sejumlah besar penelitian Barker Stealth yang berhubungan dengan botani.

Seperti contoh misalnya: Suatu ketika, Barker Stealth ingin melihat bagaimana reaksi tumbuhan terhadap pembunuhan makhluk berjiwa, ia lalu merancang sebuah instrumen, dan merancang sebuah percobaan, secara rutin setiap beberapa saat ia akan memasukkan ikan dan udang hidup ke dalam air limbah. Kemudian, ia menempatkan beberapa batang tumbuhan di tempat tersebut, agar mereka bisa melihat segalanya. Sehari kemudian, ia bolak-balik mengumpulkan catatan tersebut dan mendapati, bahwa ketika waktu ikan dan udang hidup dilemparkan ke dalam air limbah dan mati, tumbuhan akan memberikan reaksi perubahan garis lengkung yang sengit, ia memang benar-benar telah melihat segalanya, dan bahkan memberikan reaksi. Anda tidak perlu peduli apakah tumbuhan melihat semua itu melalui sistem saraf, atau melalui saluran apa, menurut penalaran ilmu pengetahuan sekarang, tumbuhan tidak memiliki sistem saraf, namun ia telah memberikan reaksi. Meskipun gejala tersebut ditunjukkan di sana, bagaimana penjelasannya merupakan sebuah persoalan lain.
Sebuah percobaan lainnya, adalah menyuruh seorang siswanya menginjak hancur sebatang tumbuhan di depan sebatang tumbuhan lainnya, kemudian ia menyuruh siswanya itu berbaur di antara sekelompok siswanya, mengenakan topeng, dan mengenakan pakaian yang sama, lalu satu demi satu berjalan di hadapan tumbuhan tersebut. Saat siswa yang menginjak tumbuhan itu berjalan di hadapan tumbuhan, tumbuhan yang hidup itu akan memberikan reaksi yang hebat, ia merasa tegang, ia tahu orang itulah yang telah menginjak-injak tumbuhan, dan ia merasa sangat takut.


sumber 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar